B.Keistimewaan Raja Ampat
Dalam catatan fotografi bawah laut di kawasan Raja Ampat, Imam Brotoseno (dalam http://dunialaut.com) menyebutkan bahwa kandungan kekayaan biota laut Raja Ampat paling besar di seluruh area segitiga koral dunia, yaitu Philipina-Indonesia-Papua Nugini. Segitiga koral ini merupakan jantung kekayaan terumbu karang dunia yang dilindungi dan ditetapkan berdasarkan konservasi perlindungan alam internasional. Dari sekitar 600-an jenis terumbu karang di dunia, 75% di antaranya berada di perairan Raja Ampat.
Dengan begitu luasnya perairan Raja Ampat serta kekayaan biota lautnya yang beragam, maka wisatawan yang ingin menikmati panorama bawah laut dapat memilih beberapa titik penyelaman.
Di sekitar Pulau Kri, misalnya, wisatawan dapat menyaksikan keindahan terumbu karang serta berbagai jenis ikan yang sangat menakjubkan, termasuk jenis ikan queensland grouper yang terkenal, ikan kuwe, kakap, kerapu, hiu karang, tuna, napoeleon wrasse, barracuda, serta giant trevally. Kekayaan berbagai jenis ikan di kawasan Pulau Kri ini pernah dibuktikan oleh Gerry Allen (dalam http://dunialaut.com), di mana dalam sekali menyelam ia mencatat setidaknya terdapat 283 jenis ikan. Jumlah yang sangat mencengangkan untuk satu kali penyelaman.
berikut "penampakan"aneka macam jenis Terumbu karang yang ada di perairan Raja Ampat
Titik penyelaman lainnya adalah di Sardine Reef dengan kedalaman sekitar 10 meter. Tempat ini menyajikan berbagai jenis ikan termasuk ikan parrotfish yang memiliki warna yang cemerlang. Apabila ingin mencoba sensasi berada dalam terowongan batu karang, wisatawan dapat menyelam di sekitar Kepulauan Kaboei Bay Rock. Di kepulauan ini terdapat sebuah teluk yang di bawahnya merupakan sebuah terowongan batu karang. Di Kaboei Bay Rock juga terdapat gua-gua karang yang dihuni oleh kelelawar, serta di beberapa tempat ditemukan sisa-sisa tulang manusia.
Masih banyak lagi titik-titik penyelaman yang dapat ditelusuri oleh para penyelam, seperti di The Passage, Pulau Fam, serta Pulau Misool. Selain menikmati kekayaan biota laut, wisatawan dapat pula menikmati situs-situs sejarah bawah laut, di antaranya kapal perang serta pesawat tempur yang karam di perairan Raja Ampat. Tak hanya itu, wisatawan juga bisa menikmati keindahan pulau-pulau di wilayah Raja Ampat. Daratan pulau-pulau di kawasan ini relatif masih perawan, laguna dan teluknya cukup terlindungi, memiliki hamparan pantai yang mempesona, serta laut yang jernih.
sebagian kecil "penampakan"aktivitas penyelaman dan terumbu karang
C. Lokasi
Wisata bahari Raja Ampat terletak di Kabupaten Raja Ampat , Propinsi Papua Barat, Indonesia.
D. Akses
Wisatawan yang berminat mengunjungi Raja Ampat dapat bertolak dari Jakarta atau kota-kota besar lainnya menuju Bandara Domine Eduard Osok, Sorong, Papua Barat. Penerbangan dari Jakarta menuju Sorong biasanya transit terlebih dahulu di Makassar atau Manado. Dari Bandara Domine Eduard Osok, wisatawan bisa segera melanjutkan perjalanan menuju Raja Ampat menggunakan kapal cepat berkapasitas 10 orang dengan biaya sekitar 3,2 juta rupiah sekali jalan. Perjalanan dengan kapal cepat memerlukan waktu sekitar 3—4 jam.
E. Harga Tiket
Tidak ada tiket khusus untuk memasuki kawasan perairan Raja Ampat. Hanya saja, ongkos untuk menyewa kapal motor, peralatan menyelam, serta instruktur berkisar antara ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah dalam sekali penyelaman. Proses menyelam biasanya dilakukan berkali-kali untuk menikmati titik-titik penyelaman yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, para penyelam disarankan berkelompok untuk menekan jumlah pengeluaran yang relatif mahal.
F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Di kawasan wisata bawah laut Raja Ampat wisatawan dapat memperoleh fasilitas yang memadai di beberapa resort yang ada, seperti di Pulau Kri, Waigeo, Mansuar, serta Misool. Beberapa resort menetapkan harga yang relatif mahal karena menyuguhkan fasilitas yang lengkap. Namun wisatawan dengan budget lebih rendah dapat memanfaatkan resort milik pemerintah yang jauh lebih murah.
Alternatif lain adalah dengan cara memilih menginap berhari-hari di atas kapal (Liveaboard) dengan menyewa kapal Pinisi yang telah dimodifikasi khusus untuk kegiatan penyelaman beberapa hari. Kapal ini memiliki kapasitas maksimal 14 orang, dengan biaya sekitar Rp 90 juta sampai Rp 110 juta untuk pelayaran selama seminggu.
No comments:
Post a Comment